Perjalanan panjang itu tidak pernah habis sepanjang jalan yang dilalui.
langkah kaki ini tidak pernah berhenti untuk menggapai titik ujung jalan.
disepanjang jalan sambil berpikir dan merenungkan masa yang lalu yang telah usai
sebagai gambaran dan evaluasi untuk menuju masa depan
seorang Nenek renta yang kutemui ditengah jalan sedang berjalan dengan lambat
luapan nafas keluar sebagai tanda bahwa beliau sudah sangat lelah berjalan
aku terus memandangnya dan iya pun berpaling memandangku.
seketika dia melihatku terbesit didalam pikiranku apakah yang terjadi dengannya setelah aku tidak melihatnya lagi dijalan itu? lalu perjalananku berlanjut.
dipersimpangan aku melihat anak-anak yang sedang bermain. kesukacitaan mereka pada saat itu membuat aku tersugesti untuk tersenyum karena melihat begitu asyiknya mereka berinteraksi satu sama lain.
salah seorang ibu dan ayah mereka datang menjemput agar mereka segera beranjak dari lokasi tempat mereka bermain. dan ada seorang anak yang melihatku dengan wajah sedikit heran.
mungkin dia heran kenapa aku senyum-senyum memandang mereka, pikirku.
kulanjutkan kembali langkah kaki ini dan sebuah batu berada didepanku.
hampir saja kakiku tersandung dibuatnya. lalu batu itu kupindahkan dan berharap orang yang akan melewatinya tidak tersandung.
dari kejauhan tepat dia berjalan menuju kearahku, aku melihat seorang gadis sebayaku sedang menangis tersedu-sedu. Entah apa yang membuat dia menangis sambil menghusap air matanya yang semakin banyak.
ingin aku bertanya langsung apa sebenarnya yang terjadi dengannya? didalam pikiranku timbul beberapa kemungkinan. mungkin dia mendapat masalah dikampusnya, atau nilai yang dia dapatkan sangat rendah, atau sedang bermasalah dengan keluarganya, atau mungkin habis diputusin pacarnya, atau dia sedang merasakan sakit yang ada didalam tubuhnya. Tapi begitu pun tetap saja kulanjutkan perjalananku.
suara lonceng dari seorang bapak penjual es krim sedang mengayuh sepeda yang cukup tua. aku menghentikan langkahnya supaya berhenti.
dia memberikan aku segelas es krim dan dia menerima uang Rp.5.000 dari tanganku. seketika penjual es krim itu melanjutkan kayuhan sepedanya aku pun menikmati es dengan rasa durian karena aku sangat menyukai durian. nikmat sekali es krim yang kucicipi ini sampai habis. tetap saja aku masih merasa haus dan segera membelikan sebotol air mineral di warung jalan-jalan itu. aku tidak meraskan kehausan lagi.
perjalanan ini terus kulanjutkan sampai aku mungkin akan bertemu lagi dengan orang yang berbeda dan aktivitasnya yang berbeda pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar